watermark logo

Up next

Profil Desa Wisata Tarumajaya

3 Views· 02/10/24
nirwan
nirwan
0 Subscribers
0

Desa Wisata Tarumajaya merupakan salah satu dari 50 Desa wisata yang berkembang di wilayah Kabupaten Bandung. Desa Wisata Tarumajaya berlokasi di Kaki Gunung Wayang dengan ketinggian 1.600 – 1.920 Mdpl.

Mengangkat tema Desa Wisata Edukasi Konservasi Alam Perdesaan, tentu harus menyajikan khasanah edukasi, pelestarian alam, budi daya Pertanian dan peternakan yang berwawasan lingkungan, serta pengembangan seni dan budaya lokal.

Desa Wisata Tarumajaya menawarkan paket kegiatan wisata melalui studi banding atau pun studi tiru dalam hal pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, wirausaha, kehidupan sosial budaya, sejarah, aneka seni tradisi dan kearifan lokal yang masih mengakar kuat di masyarakat dengan suasana khas peDesaan di lereng Gunung Wayang.

Perjalanan Desa Wisata Tarumajaya diawali pada tahun 2008 dengan predikat sebagai salah satu Desa miskin diantara Desa-Desa yang ada di Kabupaten Bandung, dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang relatif rendah serta kehidupan masyarakat Desa yang sederhana. Kondisi geografis Desa cukup terpencil karena kesulitan akses ke wilayah perkotaan dan kondisi lahan milik masyarakat yang kurang dengan luas 97,7 Ha yang terbagi kedalam komposisi lahan pekarangan, perkebunan, daerah aliran sungai dan sebagian kecil pertanian dan peternakan. Kondisi ini sangat memTarumajayahatikan jika melihat luas Desa yang mecapai 2700 Ha, jika di persentase hanya 3,6% lahan milik masyarakat.

Penguasaan lahan terbesar di desa Tarumajaya adalah perkebunan, yaitu PTPN VIII seluas 1200 Ha (43,7%), Perum Perhutani seluas 819,9 Ha (29,9%), dan seluas PT. London Sumatera seluas 627,4 Ha (22,9%) dan hanya 97,7 Ha (3,6%) lahan yang menjadi milik masyarakat. Kondisi ini sangat tidak sebanding dengan kondisi ekonomi maupun sosial kemasyarakatan yang hampir 64% kepala keluarga bekerja sebagai buruh tani, sementara PTPN VIII dan PT. Lonsum yang menguasai lahan yang luas hanya dapat menampung 19% atau sekitar 850 kepala keluarga. Disamping itu terdapat sebanyak 2877 KK miskin atau sekitar 64% dan 1374 KK atau sekitar 30% tidak memiliki tempat tinggal/ rumah.

Kondisi ini juga menjadi latar belakang mengapa warga tetap berusaha menggarap lahan-lahan Negara yang ada disekitar desa, bahkan untuk tempat tinggal saja yang memilih bermukim dibantaran-bantaran sungai, tentu saja ini sangat berbahaya karena kemungkinan bencana banjir bandang ataupun longsor bisa terjadi kapan saja ketika curah hujan sangatlah tinggi.

B. RIWAYAT PERJALANAN DESA WISATA

Tingginya semangat gotong royong dalam merawat alam, lingkungan hidup dan kearifan lokal yang diajarkan dan dilakukan oleh tokoh masyarakat generasi sebelumnya, telah membuahkan hasil dengan melimpahnya kekayaan alam, vegetasi, hasil bumi dan kehidupan sosial budaya masyarakat peDesaan yang tetap terjaga dengan baik hingga saat ini. Namun kehidupan masyarakat masih tetap kurang terbuka dengan dunia luar.

Pada awal tahun 2020 masyarakat Desa Tarumajaya mulai membangun mimpi dengan langkah-langkah pengembangan wisata edukasi konservasi alam Perdesaan untuk peningkatan nilai tambah pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa, namun dengan tetap mempertahankan prinsip, tradisi, kearifan lokal dan budaya masyarakat. Tetapi disamping itu juga harus mampu membuka diri dan membangun interaksi positif dengan masyarakat dari luar. Meski dengan berbagai keterbatasan dan hanya bermodal semangat dan dukungan berbagai pihak, kami memberanikan membangun Desa wisata Tarumajaya dengan harapan ingin maju dan mandiri sejajar dengan Desa-Desa berfrestasi lainnya di tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional.

Adapun latar belakang dalam mengembangkan Desa wisata adalah kami menilai bahwa pendekatan dengan melalui Desa wisata akan mampu memberikan efek yang luar biasa bagi masyarakat, karena dengan Desa wisata akan dapat mengakomodasi semua komponen masyarakat untuk aktif bergerak sebagai pelaku utama (subyek) dan bukan hanya sebagai obyek. Selain itu kami juga akan dapat mengajak berbagai pihak lain, baik pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam membangun Desa wisata.

Saat itu juga kami mulai menata diri, mengelola dan melestarikan lingkungan dan mengajak masyarakat bersama-sama untuk memiliki kebanggaan terhadap Desanya sendiri. Mengawali kegiatan ini bukan hal yang mudah karena kami membangun tanpa bermodalkan materi dan adanya perubahan budaya petani menjadi penyedia jasa wisata. Namun dengan dukungan dan kepercayaan penuh dari masyarakat dan pemerintah dengan berbagai programnya, membuat masyarakat mampu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta menikmati semua pembangunan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat.

Show more

 0 Comments sort   Sort By


Up next