Kesultanan Kutai di Era Hindia Belanda tahun 1870-1940 | Galeri Tempo Dulu
Dokumentasi aktivitas para sultan dan keluarga keraton (kedaton) Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura serta kota Tenggarong pada masa Hindia Belanda. Kesultanan Kutai, yang terletak di bagian timur Pulau Kalimantan, mengalami masa keemasan sejak era Sultan Aji Muhammad Sulaiman hingga Sultan Aji Muhammad Parikesit; dengan kekayaan kerajaan yang fantastis di masanya, akibat royaliti pertambangan minyak bumi dan batu bara yang melimpah.
Semasa era kolonial, kemegahan budaya Keraton Kutai (busana sultan serta para abdi dan bangsawan, tari-tarian, gamelan, benda pusaka, arsitektur keraton, festival Erau, dan lain-lain), secara visual terdokumentasi dengan baik. Perpaduan unsur khas Jawa, Dayak, dan Melayu menjadikan budaya Keraton Kutai sangat unik, sekaligus menjadi bukti bahwa Kutai berhubungan baik dengan berbagai suku bangsa (dengan adat dan budayanya yang berbeda-beda) di Nusantara.
Di kemudian hari, setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Kutai di bawah pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit bergabung dengan Republik Indonesia, dan sempat menjadi Daerah Istimewa setingkat Kabupaten hingga tahun 1960. Kini institusi Kesultanan Kutai Kartanegara masih eksis sebagai kerajaan adat serta simbol budaya masyarakat Kutai dan Kalimantan Timur.
1. (0:00) Era Sultan Aji Muhammad Sulaiman
2. (7:39) Era Sultan Aji Muhammad Alimuddin
3. (9:49) Era Sultan Aji Muhammad Parikesit
Lokasi: Kesultanan Kutai Kartanegara, Hindia Belanda (Indonesia)
Tahun: Circa 1870-1940
Musik: Gamelan Kutai Lagu Serseh (Sereseh), Tari Kanjar Ganjur, Tari Topeng Kemindu
*) Sejarah Pembangunan Keraton Kutai Kartanegara - Istana Sultan Terkaya di Kalimantan
https://youtu.be/Oh2u9oPa7Q0
*) Kesultanan Kutai di Era Revolusi Nasional Indonesia - Tuduhan Pro Belanda dan Bubarnya Daerah Istimewa
https://youtu.be/oGKZw2mkuFk
#kutaikartanegara #gamelankutai